Tuesday, June 26, 2012

Keberuntungan

Perhelatan Piala Eropa 2012 sampai sejauh ini (sampai berakhirnya seluruh pertandingan babak perempat final) telah "menghasilkan" sekaligus menunjukkan empat negara Eropa terbaik dalam hal sepakbola: Portugal, Jerman, Spanyol, dan Italia.

Si Polan (Polandia) maupun Si Ina (Ukraina) sebagai tuan rumah boleh bergembira karena Piala Eropa 2012 yang digelar di rumah mereka berdua benar-benar menunjukkan "sejatinya" sepakbola, karena dari seluruh negara peserta, empat negara tersebut di depan lah yang memang serius menunjukkan kesejatian sepakbola: bermain menyerang dan nikmat dilihat. Bahkan Italia yang terkenal dengan "gemboknya" pun sukses bertransisi dari bertahan nan menjemukan menjadi menyerang dan imajinatif. Betapa palsunya sepakbola andai salah satu dari keempat negara terbaik itu adalah Yunani, Irlandia, Prancis, atau Inggris.  Sebuah kepalsuan yang hampir mirip dengan kepalsuan Chelsea kala menjuara Liga Champions 20122-2012.

Sejatinya sepakbola yang ditunjukkan keempat negara tersebut tidak bisa lepas dari peran para seniman antara lain Christiano Ronaldo dari Portugal, Bastian Schweinsteiger, Xavi Hernandez, dan Andrea Pirlo. Sepakbola tersusun dari skema-skema dan pakem-pakem, namun toh sepakbola tetap sangat membutuhkan adanya para perusak skema dan para pendobrak pakem, yaitu "seniman-seniman" itu. Bahkan Spanyol tak tanggung-tanggung, tidak hanya pemain-pemainnya yang seniman, si pelatih pun menunjukkan diri bahwa ia adalah seniman dengan strategi false 9 yang ia terapkan.

Di luar itu, di luar yang "teratur" dan yang "tidak teratur", yang tidak bisa ditinggalkan adalah adanya faktor keberuntungan. Sebenar, sebaik, dan sehebat apapun sebuah tim sepakbola, ketika keberuntungan tidak "memihak" kepada tim tersebut, gelar tertinggi yang bisa diraih tim tersebut hanyalah "juara tanpa mahkota".

"Juara tanpa mahkota" barangkali sedikit mirip dengan pepatah Jawa menang tanpa ngasorake.

Tim hebat tersebut kalah di papan skor dan di hasil akhir, tapi menang di atas lapangan dan di dalam hati para penikmat sepakbola yang mengetahui "sejatinya" sepakbola.

Berbicara tentang keberuntungan, dari keempat negara terbaik Eropa tersebut di depan, tampaknya keberuntungan sedang "singgah" di "rumah" Italia. Telinga para penikmat sepakbola cukup familiar dengan istilah "adu untung-untungan" sebagai kata ganti dari adu penalti.



Kemenangan 1-0 Portugal atas Rep. Ceko, kemenangan 4-2 Jerman atas Yunani, dan kemenangan 2-0 Spanyol atas Prancis semuanya didapatkan tidak melalui "adu untung-untungan". Hanya Italia yang mendapatkan kemenangan melalui "adu untung-untungan", meskipun Italia sebenarnya juga layak untuk menang tidak secara untung-untungan. 120 menit di lapangan menunjukkan bahwa Italia unggul segalanya atas Inggris.


Orang banyak boleh mengunggulkan Spanyol dengan tiki-takanya, Jerman dengan determinasinya, atau Portugal dengan Christiano Ronaldonya, namun menyaksikan, mengamati, dan merenungkan adu penalti Italia vs Inggris, tampaknya keberuntungan sedang memberi isyarat tentang negara mana yang sedang ia singgahi dalam perhelatan Piala Eropa 2012.

Seperti musibah, keberuntungan itu hanya sekadar "singgah". Oleh karena itulah Juara Piala Eropa senantiasa berganti dari masa-masa.

0 comments:

Post a Comment