Sebelum
segala sesuatunya dimulai
Masing-masing
dan semuanya harus satu visi
Ini bukan
puisi
Bukan pula
sumpah pemuda edisi revisi
Bukan
puisi ini tidak tentang eksistensi
Sebuah
generasi atas generasi yang lain
Melainkan
sekadar reorientasi
Tetapi
meski sekadar, ini tidak main-main
Mereka
sebut kita sebagai generasi penerus
Sedemikian
jelasnya stempel itu
Atau
karena sedemikian tak jelasnya
Kita
terima sebutan itu dengan busung dada-dongak kepala
Pada
mulanya adalah nama
Pada akhirnya
binasa
Pada
mulanya adalah sebutan
Pada
akhirnya kesemrawutan
Penerus?
Siapa-siapanya
sudah jelas
: yang
dahulu disambung oleh yang kemudian
Tetapi,
apanya yang akan kita teruskan?
Generasi
tua melarang generasi muda tawuran
Tetapi
mereka sendiri sudah lebih dulu tawuran
Bedanya:
yang muda di jalanan, yang tua di perkantoran
Sialan!
Di depan
media generasi tua prihatin dengan pesta seks usia belasan
Di
belakangnya, terang-gelap
mereka adalah perzinaan-perzinaan
Bedanya:
yang muda tak punya uang untuk menyewa hotel dan keamanan
Inikah
yang mereka suruh teruskan?
Menipu dan
mencuri itu tidak baik, Nak, kata mereka
Biarlah
ibumu saja yang menipu dan biar bapakmu saja yang mencuri
Bersabarlah
sampai nanti kalau engkau sudah semenggoda ibu
dan setingkat
dengan pangkat bapak
Sejenak
lupakan omong besar
Membahas
soal antargenerasi
Kembalikan
ingatan kepada hal kecil:
Perilaku
anak adalah pantulan perilaku ibu-bapak
Maka
tidak!
Sekali-kali
tidak!
Kami
generasi muda, atau setidaknya aku sendiri
Ikrarkan
diri: kami bukan generasi penerus
Kami bukan
generasi harapan-harapan bangsat
Kami tidak
ingin meneruskan harapan para bangsat
Yang
akhir-akhir ini kebangsatannya kami saksikan
Yang
akhir-akhir ini kebangsatannya semakin menjijikkan
Tidak akan
ada yang akan kami teruskan
Karena
bengkok-lurusnya kalian tak bakal pernah terumuskan
Maka,
tidak ada yang perlu kalian lakukan
Selain
menjadi saksi dari apa yang akan generasi pelurus kerjakan
Pojokwatu, 11 Desember 2012
0 comments:
Post a Comment